Tuesday, June 21, 2005

musimnya datang kembali..;)

...apabila semua lelaki muslim berfikiran dan menentukan calon isterinya harus memiliki kecantikan ideal, berkulit putih..usia 5 tahun dari dirinya, maka siapakah yang akan datang melamar para wanita muslimah yang usianya diatas 25 tahun, atau di atas 30 tahun, bahkan di atas 35 tahun?
siapakah yang akan datang melamar para wanita muslimah yang dari segi fizik tidak cukup alasan untuk dikatakan sebagai cantik menurut ukuran umum? mereka, wanita tadi, adalah para muslimah yang melaksanakan ketaatan, mereka adalah wanita salihah, menjaga kehormatan diri, bahkan mereka aktif terlibat dalam berbagai kegiatan dakwah dan sosial..agaknya..siapakah yang harus menikahi mereka????..
jika kecantikan gadis harapan anda bernilai 100 poin..tidakkah anda bersedia menurunkan 20 atau 30 poin untuk bisa mendapatkan kebaikan dari segi yang lain? ketika pilihan itu membawa maslahat bagi dakwah, mengapa tidak ditempuh????
..Jika gadis harapan anda berusia 20 tahun, tidakkah anda bersedia memberikan sedikit toleransi dengan melihat kpd wanita yg lebih mendesak untuk segera menikah kerana desakan usia? atau kita merasakan itu bukan tanggungjawab kita?..
ini urusan masing-masing....keberuntungan dan ketidakberuntungan adalah soal takdir yang tidak berada di tangan kita..masyaAllah...seribu dalil bisa kita gunakan untuk memenangkan fikiran individualistik kita...akan tetapi ingatlah pesan nabi...
'perumpamaan orang-orang mukmin dalam cinta, kasih sayang dan kelembutan hati mereka umpama satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh menderita sakit, terasakanlah sakit tersebut diseluruh tubuh hingga tidak bisa tidur n panas (bukhari n muslim)

bisa jadi kebahagiaan pernikahan kita telah menyakitkan n menghiris hari beberapa org lain..setiap saat mereka mendapatkan undangan pernikahan harus membaca dan menghadiri dengan perasaan yg sedih..kerana jodoh tak kunjung datang sementara usia terus bertambah..dan kepercayaan diri semakin kurang...

disinilah perlunya kita berfikir tentang kemaslahatan dakwah dalam proses pernikahan muslim...

-diubahsuai dari buku 'di jalan dakwah aku menikah'

** penulis **WANITA ISMA  ** jam **6:12 AM

************************

Thursday, June 16, 2005

Dimanakah abi...Ar-raid

Dalam damai teratak sepi,
menjelma pertanyaan menyentap hati.
Bermainlah pilu sang isteri,
membelai pipi permata suci...

Ummi, di manakah abi?
Bergetarlah bibi mencari...
Perlukah, kukisahkan apa yang terjadi...
pada si kecil yang ingin mengerti,
sayang, Abi kekasih ummi,
pergi mencari cinta ILLAHI...


Tidurlah sayang
ummi dodoikan
bersama dzikir mendamaikan....

Bangunmu esok
menjadi pejuang
mujahid sepanjang zaman...

** penulis **WANITA ISMA  ** jam **6:43 AM

************************

Monday, June 13, 2005

...

Pada suatu malam (menjelang dini hari), khalifah Umar bin Khatthab r.a. disertai pengawalnya melakukan pemeriksaan ke pinggiran kota. Beliau mendengar percakapan antara kedua orang wanita, ibu dan anak gadisnya.
Ibu : 'Campur saja susunya dengan air.'(agar kelihatan lebih banyak, peny.)
Anak : 'Bagaimana saya harus melakukannya, sedang amirul mu'minin (khalifah Umar) telah mengeluarkan peraturan yang melarangnya?'
Ibu : 'Khalifah Umar tidak akan mengetahuinya.'
Anak : 'Kalau Khalifah Umar tidak mengetahuinya, maka Allah pasti mengetahuinya.'

Percakapan antara keduanya berkesan sekali di hati Umar r.a. Keesokan harinya ia menyuruh pengawalnya untuk menyelidiki kedua wanita itu. Setelah diketahui bahwa puteri itu seorang gadis, Umar memanggil putranya 'Aashim dan menawarkan gadis itu untuk dinikahinya, dan disuruhnya puteranya itu untuk melihat secara langsung paras wajah-nya seraya berpesan kepadanya :"Pergilah wahai anakku, lihatlah gadis
itu, nikahilah dia, dan aku berharap dia akan melahirkan seorang pahlawan yang mampu memimpin bangsa Arab.'

Pernikahan pun berlangsung, dan dari mereka lahirlah seorang perempuan yang kemudian dinikah oleh Abdul Aziz bin Marwan, kemudian dari pernikahan itu lahirlah Umar bin Abdul Aziz, khalifah kelima yang sangat adil. Tepat sekali ramalan Khalifah Umar r.a. Sifat amanat dan kejujuran menjadi tali penghubung antara dua khalifah Umar ibnul Khatthab r.a. dan Umar bin Abdul Aziz...

p/s: umar***...;)..

** penulis **WANITA ISMA  ** jam **6:04 AM

************************